Download Langit Tak Mendengar
Mendengar suara burung di malam hari konon menjadi pertanda buruk, seperti akan terjadi kematian atau musibah lainnya. Sebagian orang masih percaya hal-hal takhayul tersebut, sehingga merasa takut saat mendengar suara burung di malam hari.
Burung yang biasa disebutkan dalam mitos ini adalah burung gagak dan burung hantu. Selain, suaranya yang seram, burung gagak juga agak mengerikan karena makanannya adalah bangkai. Sebagian burung hantu pun ada yang makan bangkai.
Ketika mendengar hal tersebut, tentu kita sebagai muslim harus mendekat dengan Allah. Salah satunya dengan membaca doa ketika mendengar suara burung di malam hari. Simak juga penjelasan ustadz mengenai mitos mendengar suara burung di malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara Burung Membawa Musibah, Mitos atau Fakta?
Ustadz Syam menjelaskan, suara burung yang dikaitkan dengan musibah termasuk dalam takhayul. Menurutnya jika burung gagak dikaitkan dengan kematian, hal tersebut bisa dijelaskan dengan sains.
"Mungkin secara ilmiah bisa dibuktikan, bahwa mungkin bisa jadi mereka datang karena mencium bau bangkai atau apa. Jadi (ada orang) mati dulu baru datang, bukan datang dulu baru mati. ada bangkainya dulu baru datang," katanya
apa namanya burung gagaknya seakan seperti kalau misalnya ada orang mati di tengah padang pasir Pasti orang melihatnya orang di ada segerombolan burung gagak ada yang meninggal oh ya bener karena udah meninggal dunia didatangin sama burung akan dimakan bangkainya. bukan berarti dia datang baru ada yang meninggal dunia
Hal ini sesuai dengan Surat Al-A'raf Ayat 34:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Arab latin: Wa likulli ummatin ajal, fa iżā jā`a ajaluhum lā yasta`khirụna sā'ataw wa lā yastaqdimụn
Artinya: Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
Sementara itu, Ustadz Fatkhurokhman Al Hafidhz dalam channel YouTube Islamic pada 2 Januari 2021 menjelaskan mitos tersebut muncul karena kebiasaan orang-orang. Bahkan mitos seperti itu sudah muncul sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
"Zaman Nabi sudah ada seperti itu, bahkan gerhana dikaitkan ketika meninggalnya anaknya nabi, Sayid Ibrahim. Waduh gerhana, mungkin tanda mulai berkabung mataharinya, gara-gara anaknya Nabi meninggal. Ada gagak, ada ini, nggaklah itu hanya dikait-kaitkan," kata Ustadz Fatkhurokhman.
Namun jika mitos itu terbukti benar terjadi, menurutnya hal tersebut berasal dari prasangka manusia kepada Allah. Maka menurutnya umat Islam sebaiknya yakin akan dijaga Allah tanpa harus percaya takhayul.
Hal ini sesuai dengan hadis qudsi yang menyebut bahwa Allah berfirman, "Aku bersama prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, itulah yang ia dapatkan. Namun, jika ia berprasangka buruk, itu pula yang ia dapatkan." Hadis berderajat hasan ini terdapat dalam kitab al-Jami ash-Shaghir lis Suyuthi.
Demikian tadi doa ketika mendengar suara burung di malam hari adalah dengan membaca kalimat hauqalah. Jadi tak perlu lagi takut dengan mitos yang beredar. Wallahu a'lam.
Telinga manusia tidak begitu saja bisa mendengar. Ada proses di mana suara yang tertangkap akhirnya bisa terdengar oleh indera pendengaran kita. Mendengar merupakan proses menginterpretasikan suara dari sumber suara dengan menggunakan indera menggunakan indera pendengaran. Proses tersebut didukung oleh fungsi tiga bagian telinga yakni telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam.
Bagian telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan gendang telinga. Daun telinga berfungsi untuk menangkap gelombang suara. Lubang telinga berfungsi sebagai jalan masuknya bunyi ke dalam suara. Sedangkan gendang telinga merupakan selaput tipis yang paling peka terhadap suara. Oleh sebab itu, jika terdapat sedikit saja masalah pada gendang telinga, maka proses mendengar akan terganggu seperti tidak mampunya mendengar suara pelan bahkan sampai tidak bisa mendengar sama sekali.
Telinga bagian tengah terdiri dari tulang pendengaran (osikula), saluran eustachius, dan membran tympani. Membran timpani berfungsi sebagai penerima gelombang bunyi. Setiap ada gelombang bunyi yang memasuki lorong telinga akan mengenai membran timpani, selanjutnya membran timpani akan menggelembung ke arah dalam menuju ke telinga tengah dan akan menyentuh tulang pendengaran. Tulang pendengaran sendiri masih terbagi menjadi tiga bagian yakni tulang tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (steps). Fungsi dari tulang pendengaran adalah untuk meneruskan getaran suara dari gendang telinga yang dibawa oleh membran timpani menuju telinga bagian dalam. Sedangkan saluran eustachius adalah saluran yang menghubungkan telinga bagian tengah dan rongga mulut. Saluran eutachius berguna untuk menyeimbangkan tekanan udara pada telinga bagian luar dengan telinga bagian dalam.
Telinga bagian dalam sering disebut dengan labirin karena terdapat organ-organ dan sistem pendengaran yang cukup rumit. Fungsi keseimbangan tubuh manusia juga ada di sini berupa tiga saluran setengah lingkaran atau ampula. Sehingga di antara dua bagian telinga lainnya, telinga bagian dalam bisa dikatakan memiliki fungsi yang paling penting. Selain ampula, organ-organ yang terdapat pada telinga bagian dalam antara lain rumah siput, tingkap jorong, dan tingkap bundar. Tingkap berfungsi meneruskan getaran suara (impuls) ke rumah siput. Sedangkan di dalam rumah siput terdapat ujung saraf pendengar yang bertugas meneruskan rangsang getaran ke saraf pendengar menuju ke otak.
Bagian-bagian tersebutlah yang saling berhubungan dan bekerja sama sehingga proses mendengar pada manusia bisa terjadi. Secara general, proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dihantarkan melalui udara melalui lubang telinga. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan memperkuat getaran suara (impuls) menuju tingkap jorong. Dari tingkap jorong, getaran tersebut menggetarkan cairan limfe yang ada di dalam rumah siput. Cairan yang bergetar merangsang urat saraf pendengar, kemudian rangsangan diteruskan ke otak sehingga manusia pun bisa mendengar. Setelah mengetahui bagaimana telinga kita bisa mendengar, maka hal yang selanjutnya yang bisa dilakukakan adalah menjaga dan merawat indera pendengaran kita secara kesuluruhan sebaik mungkin. Hal-hal yang bisa dilakukan anatara lain tidak terlalu sering mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi, tidak menggunakan headset untuk bertelepon atau mendengarkan musik lebih dari dua jam perhari, menggunakan penutup telinga ketika berada di tempat dengan kebisingan tinggi, dan rutin memeriksakan dan membersihkan telinga menggunakan alat yang terdapat pada dokter THT atau audiologis terpercaya. Jangan membersihkan telinga menggunakan cotton-bud karena hal tersebut hanya akan mendorong kotoran telinga semakin masuk ke dalam sehingga dapat menyumbat telinga yang akhirnya menyebabkan gangguan pada indera pendengaran kita.
Cari tahu lebih lanjut bagaimana proses pemeriksaan indera pendengaran di sini
You are currently listening to samples.
Listen to over 100 million songs with an unlimited streaming plan.
Doa Ketika Mendengar Suara Burung di Malam Hari
Ustadz Syam dalam acara Islam Itu Indah di channel YouTube TRANS TV Official, 30 Agustus 2021, menjelaskan umat Islam tidak boleh menganggap suara burung dapat membawa sial.
Berikut ini bacaan doa ketika menganggap ada sesuatu yang membawa sial, seperti ketika mendengar suara burung di malam hari. Doa ini adalah membaca kalimat hauqalah, yakni sebagai berikut:
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Arab latin: Lā hawla walā quwwata illā billah
Artinya: "Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT."
"Nabi mengajarkan kalau menganggap ada yang membawa sial, mintalah perlindungan dari Allah. Katakan perlindungan kepada Allah SWT, 'Anna Abdullah', katakan 'saya hamba Allah' dan 'lā hawla walā quwwata illā billah'. Tidak ada kekuatanku, tidak ada dayaku, tidak ada upayaku, kecuali dari Allah SWT. Maka itu tidak akan bisa membahayakanmu," demikian penjelasan dari Ustadz Syam.
Mengutip NU Online, keutamaan kalimat Lā hawla walā quwwata illā billah atau kalimat hauqalah adalah bisa mendapatkan jaminan surga kelak di akhirat. Bacaan ini juga dapat membentengi diri dari berbagai hal yang membahayakannya.
Al-hafidh Abdurrahman al-Munawi (wafat 1031 H) mengisahkan, sahabat Jabir RA pernah mengadu kepada Rasulullah SAW atas suatu musibah. Rasulullah SAW lalu memerintahkan para sahabat untuk memperbanyak membaca kalimat hauqalah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Perbanyaklah dari (membaca) Lā hawla walā quwwata illā billah, karena sesungguhnya ia bisa menolak 99 pintu dari beberapa pintu kejelekan, dan yang paling ringan darinya adalah kesusahan. (HR Al-'Uqaili, dha'îf). (Al-Munawi, Faidhul Qadîr, juz I, halaman: 638).
Menurut Al-Hafidh al-Munawi, yang dimaksud 'kejelekan' tidak hanya sebatas hal yang membahayakan diri. Tapi juga termasuk kejelekan etika, kesulitan, dan kefakiran.